Jual Ragi Kecap Aspergillus sojae, Aspergilllus oryzae
087731375234
Kedelai hitam adalah salah satu
komoditas pertanian yang banyak dibutuhkan oleh industri kecap di Indonesia. Di
Indonesia, kedelai hitam tidak sepopuler kedelai kuning, hal ini dimungkinkan
karena industri berbahan baku kedelai kuning lebih variatif seperti industri
tahu, tempe, tauco, susu kedelai, soygurt, oncom dan lain-lain, sedangkan
kedelai hitam sebagian besar dikonsumsi oleh industri kecap. Kandungan protein
kedelai hitam yang tinggi mencapai 3,20 % dan warnanya yang hitam menarik
sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan dasar membuat kecap.
Di Indonesia permintaan produk kecap
cukup tinggi, hal ini ditandai dengan beragamnya produk kecap baik diproduksi
oleh produsen Indonesia atau produk kecap impor. Masuknya aneka produk kecap
impor ke Indonesia menjadi pesaing yang cukup kuat bagi para pelaku usaha kecap
di Indonesia. Para produsen lokal harus siap bersaing dalam hal mutu produk dan
pelayanan terhadap konsumen, sehingga konsumen tidak berpindah kepada
produk-produk kecap impor. Animo masyarakat Indonesia terhadap produk kecap
sebagai bumbu masakan sangat tinggi, sehingga menyebabkan permintaan produk
kecap cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Tingginya permintaan produk kecap
menunjukan bahwa industri kecap memiliki prospek yang cukup menjanjikan sebagai
peluang bisnis. Saat ini, produk-produk kecap lokal masih didominasi oleh
perusahaan-perusahaan besar seperti kecap bango (PT Unilever), Kecap ABC, dan kecap
nasional, sedangkan produk kecap home industri jumlahnya hanya sedikit, padahal
teknologinya sederhana dan investasi juga tidak terlalu besar. Hal ini
dimungkinkan karena pasokan kedelai hitam masih sangat rendah, dan relatif
mahal. Baik kedelai kuning maupun kedelai hitam sebagian besar masih impor,
kurang lebih 60 % berasal dari Amerika Serikat.
Di Negara maju seperti AS, para
petani kedelai mendapat subsidi dari pemerintah kurang lebih 50 % persen,
sehingga mampu menjual kedelai dengan harga yang lebih murah. Hal ini yang
seringkali memberi peluang para importir mendatangkan kedelai dari luar negeri,
dan membuat para petani kedelai kita enggan untuk menanam kedelai. Membanjirnya
kedelai impor, membuat para pelaku usaha industri berbasis kedelai semakin
ketergantungan dengan kedelai impor. Saat harga kedelai melambung tinggi,
banyak industri olahan kedelai yang mengeluh dan tidak sedikit yang berhenti
beroperasi. Ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor menyebabkan harga
kedelai fluktuatif. Hal ini juga berpengaruh terhadap pasang surutnya industri
berbasis kedelai.
Oleh karena itu, Indonesia sebagai
Negara agraris harus sesegera mungkin bangkit dari ketergantungan terhadap
komoditas impor. Kita harus membangkitkan semangat para petani untuk menanam
kedelai. Para petani menginginkan adanya kepastian pasar dengan harga yang
menguntungkan dan relatif stabil. Peran pemerintah sangat penting yaitu dengan
mengembangkan riset benih unggul, bantuan teknologi dan permodalan, pembentukan
kelompok-kelompok tani, infra struktur, dan lain-lain. Benih kedelai unggul
sangat penting untuk dikembangkan yaitu yang memiliki produktifitas yang tinggi
dan kualitasnya juga mampu bersaing dengan kedelai impor.
Saat ini, terdapat beberapa benih
kedelai hitam yang dikembangkan oleh Badan Litbang Pertanian yaitu; Detam 1 dan
Detam 2. Detam 1 memiliki potensi hasil hingga 3,45 t/ha dan ukuran biji besar
(14,84 g/100 biji) dan kandungan proteinnya mencapai45,36% bk. Detam 1 menjadi
varietas kedelai hitam pertama berukuran biji besar dan menjadi varietas
kedelai berkandungan protein tertinggi. Sedangkan Detam 2 memiliki ukuran biji
sedang, kandungan protein mencapai 45,58% bk, dan menjadi varietas kedelai
hitam dengan kandungan protein sangat tinggi, dan tahan kekeringan. Semakin
tinggi protein biji kedelai, kadar protein kecap yang dihasilkan juga semakin
tinggi. Sifat sensoris kecap, meliputi warna kecap Detam 1 dan Detam 2
berkriteria paling disukai.
Badan Litbang Pertanian, juga telah
mengembangkan varietas kedelai berumur super genjah, toleran terhadap
kekeringan dan hama melalui mekanisme escape(terhindar) serta meningkatkan
indeks pertanaman (IP) antara lain yaitu; kedelai hitam W9837 X Cikuray-66,
potensi hasil bijinya tinggi, hingga 3,15 t/ha (rata-rata 2,88 t/ha), berumur
genjah (75 hari), rendemen kecap mencapai 88%, dan kecap yang dihasilkancukup
baik; galur harapan W9837 X 100H-236
memiliki potensi hasil 2,89 t/ha (rata-rata 2,54 t/ha), toleran kekeringan,
berumur genjah, agak tahan hama kepik coklat dan karat daun.
Saat ini, Universitas Gadjah Mada
juga telah mengembangkan benih kedelai hitam unggul yang diberi nama Kultivar
Mallika yang merupakan varietas lokal kedelai hitam dan telah mengalami
pemurnian dan diuji di 17 lokasi. Univeristas Gadjah Mada dengan berkolaborasi
bersama PT Unilever mengembangkan kemitraan dengan para petani untuk
mengembangkan budidaya kedelai hitam. PT Unilever bertindak sebagai fihak
penampung hasil panen kedelai hitam dari para petani kedelai hitam yang menjadi
mitra dengan konsep saling menguntungkan. Dengan adanya pasar yang jelas, para
petani mulai bersemangat untuk membudidayakan kedelai hitam.
Saat ini, benih Mallika telah
dikembangkan di 4 provinsi (DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur)
meliputi 16 kabupaten (Cianjur, Bantul, Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo,
Gunung Kidul, Blitar, Jombang, Trenggalek, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Bojonegoro,
Klaten, Blora, dan Pacitan, Wonogiri dan Sukoharjo. Target penanaman kedelai
hitam tahun 2008 mencapai 2.150 ha dengan melibatkan lebih dari 8.000 petani.
Kedelai hitam kultivar Mallika sudah cukup teruji dan mampu menunjukkan
beberapa keunggulan baik kuantitas dan kualitasnya. Potensi hasil Mallika
berkisar antara 1,64-2,93 ton/ha, dan di tingkat petani mampu mencapai 2,40
ton/ha (tahun 2004), 2,76 ton/ha (tahun 2005), bahkan 3,0 ton/ha. Mallika juga
mampu beradaptasi terhadap kondisi kekeringan dan curah hujan tinggi. Adanya
kerjasama antara lembaga peniliti, produsen kecap, dan petani, diharapkan
produksi kedelai hitam di Indonesia meningkat. Meningkatnya produksi kedelai
hitam pada gilirannya akan menurunkan impor, dan stabilitas harga kedelai hitam
di dalam negeri dapat stabil, serta berkembangnya industri kecap baik skala
besar atau rumahan.
0 komentar:
Posting Komentar