Mitra Bisnis UKM
Telp. 087731375234
Telp. 087731375234
Jual Bibit Nata (Acetobacter xylinum)
Nata
merupakan hasil fermentasi bahan yang mengandung karbohidrat dengan bantuan
bakteri Acetobacter xylinum. Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan
nata antara lain adalah air kelapa, santan kelapa yang biasa disebut nata de
coco, air kedelai (nata de soya), sari singkong (nata de cassava), sari nanas
(nata de pina), dan lain-lain. Awalnya produksi nata adalah bertujuan untuk
menangani limbah industri pengolahan kelapa yang seringkali menjadi masalah
pencemaran lingkungan. Nata berbahan baku air kelapa kemudian populer disebut
nata de coco. Proses produksi nata de coco telah mampu meningkatkan nilai
tambah limbah air kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomis. Namun, lambat
laun industri nata de coco menjadi semakin berkembang seiring dengan
berkembangnya tingkat permintaan.
Di Indonesia, nata de coco biasa disebut sari
kelapa dan mulai dikenalkan pada tahun 1973, mulai
populer di pasaran pada tahun 1981. Nata de coco pertama kali berasal dari
Filipina. Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim, sedangkan
dalam bahasa Latin disebut 'natare'
berarti terapung. Di pasaran, telah
banyak beredar produk nata de coco disajikan dalam kemasan gelas plastik dicampur sirup dengan
aneka rasa, biasanya juga menjadi campuran minuman cocktail. Di Indonesia
produk nata de coco amat digemari, karena selain rasanya yang nikmat
menyegarkan dan menyehatkan karena kandungan seratnya yang tinggi dan rendah
kalori.
Produk
minuman siap saji nata de coco memiliki pangsa pasar yang besar dan persaingan
yang cukup ketat. Permintaan produk nata de coco cukup tinggi disebabkan produk
ini memiliki cita rasa yang nikmat dan kaya serat sehingga baik untuk kesehatan
cocok bagi konsumen yang sedang melakukan diet. Karena itu, nata de coco memiliki pangsa pasar
yang luas baik dalam negeri maupun luar negeri, dari anak-anak sampai orang
dewasa. Nata de coco saat ini sudah semakin familier digunakan untuk berbagai
makanan kecil antara lain kue puding, cocktail, manisan, es campur, dan
lain-lain. Di pasar domestik, permintaan nata de coco biasanya meningkat tajam
pada saat menjelang hari raya Lebaran, Tahun Baru, natal dan acara-acara penting
lainnya. Banyaknya permintaan pada waktu-waktu tersebut, banyak rumah tangga
yang membuat usaha musiman nata de coco. Di bulan puasa, di kota-kota seluruh
Indonesia banyak para pedagang kolak, es buah, cocktail, yang menggunakan bahan
nata sebagai bahan campuran.
Permintaan produk minuman nata de
coco meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mendorong meningkatnya kebutuhan
akan bahan baku nata de coco. Kebutuhan bahan baku nata de coco oleh industri
besar mendorong para petani nata de coco meningkatkan produksinya hal ini juga
berpengaruh meningkatnya kebutuhan bahan baku air kelapa. Permintaan industri
minuman nata de coco masih terbilang tinggi dan sebagian belum terpenuhi.
Proses
Produksi Nata De Coco
1. Siapkan
nampan yang akan digunakan dan telah disterilkan terlebih dulu dengan dijemur
hingga kering. Kemudian nampan tersebut ditutup koran dan diikat dengan tali
karet ban dan disusun pada rak-rak, bisa ditumpuk 5 sampai 7 nampan.
2. Air
kelapa yang akan digunakan disaring dengan menggunakan saringan untuk
memisahkan kontaminan berupa material fisik.
3. Masukan air kelapa sebanyak 50 liter ke dalam panci.
4. Rebus
air kelapa sampai mendidih. Buang busa yang terbentuk selama pemanasan.
5. Setelah
mendidih tambahkan bahan-bahan pembantu gula pasir, ZA, dan terakhir asam cuka pekat sampai larutan
mencapai keasaman pH 3-4.
6. Kemudian
larutan tersebut dalam keadaan panas dituangkan ke dalam nampan yang telah
disterilkan dan telah ditutup koran diikat tali karet ban.
7. Setelah
media air kelapa dingin (suhu kamar) kira-kira 7 jam, ditambahkan stater Acetobacter xylinum sebanyak 120 ml
untuk tiap nampan yang berisi 1,2 liter larutan dan wadah ditutup kembali
dengan koran. Inkubasi dilakukan selama 7-8 hari dalam ruangan yang telah
dikondisikan suhu, kelembaban dan kebersihan lingkungannya. Ruang fermentasi
diusahakan tertutup, kering dan tidak ada aktivitas orang lalu lalang. Pada
saat inkubasi inilah terjadi proses fermentasi, yaitu terbentuknya lapisan nata
dipermukaan media larutan.
8. Setelah
proses inkubasi selama 7-8 hari, kemudian dilakukan pemanenan. Ketebalan nata
dapat mencapai 1-1,5 cm. Dalam kondisi normal fermentasi selama 8 hari sudah
mencapai ketebalan yang dimaksud. Nata lempeng dipisahkan dari nampan ditampung
sementara dengan menggunakan ember. Media yang tidak jadi atau atau berjamur
dipisahkan langsung dengan menggunakan wadah yang berbeda. Cairan nata yang
tidak jadi dan tercemar jamur segera dibuang jauh dari ruang fermentasi.
9. Sortasi
atau pemisahan nata berdasarkan kualitas. Sortasi dilakukan sebelum lembaran
nata tersebut dimasukan dalam wadah penampungan. Jangan mencampurkan nata yang
bagus dengan yang jelek. Nata yang terkontaminsasi dengan jamur, berlubang,
tipis dipisahkan sendiri.
10. Penyimpanan
nata dalam bak atau drum plastik dengan menambahkan air kurang lebih. Selama penyimpanan hindari terkena cahaya
matahari secara langsung, terkontaminasi dengan bahan kimia berbahaya,
kekurangan air. Dan harus sering melakukan penggantian air agar nata tetap
baik.
0 komentar:
Posting Komentar