Mitrabisnis Ukm
082227271875
Jual Starter Tepung Mocaf
Singkong
merupakan bahan pangan yang telah lama
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Di Indonesia, tanaman
singkong merupakan tanaman nomer tiga setelah padi dan jagung sebagai tanaman
sumber karbohidrat dan merupakan penghasil kalori terbesar dibandingkan dengan
tanaman yang lain. Umbi singkong merupakan
sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Di Indonesia
tanaman singkong memiliki bermacam nama antara lain singkong, ketela, ketela
pohung, dan lain-lain. Pada setiap bagian tanaman singkong telah dimanfaatkan,
dari umbi singkong, kulit singkong, batang dan daun-nya sehingga hampir
semuanya digunakan. Daun singkong digunakan untuk sayur-mayur, batang singkong
digunakan untuk pengembangbiakan secara stek atau tanaman pagar, kulit singkong
dapat diolah menjadi ceriping kulit singkong, sedangkan umbi singkong telah banyak
diproses menjadi bermacam-macam produk antara lain; tepung singkong, tapiokan, bioetanol,
sorbitol, gula cair, monosodium glutamate, pelet, nata, tiwul, ceriping, dan
berbagi makanan kecil lainnya.
Singkong
merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan Indonesia, karena merupakan
bahan baku berbagai jenis makanan, industry tepung, bioetanol, nata de cassava,
gula cair, dan pakan ternak. Indonesia memiliki produksi singkong yang cukup
besar terutama di daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan lain-lain. Masing-masing
daerah di Indonesia memiliki kapasitas produksi, jenis dan tingkat harga bahan
baku singkong berbeda-beda. Tingkat produksi singkong masing-masing daerah
ditentukan oleh tingkat konsumen singkong daerah tersebut. Industri pengolahan
singkong di suatu daerah memiliki peran penting terhadap pengembangan produksi
atau budidaya singkong di daerah tersebut. Berkembangnya industri berbasis
singkong telah semakin mendorong pertanian singkong di Indonesia.
Indonesia
memiliki lahan yang luas, iklim dan tanah yang cocok untuk mengembangkan
komoditas singkong, terlebih lagi tanaman ini mampu tumbuh di dataran tinggi
dan rendah dan tidak mengenal musim. Indonesia memiliki potensi sangat besar
untuk mengembangkan produk-produk berbasis singkong, karena di samping memiliki
lahan yang luas tapi juga iklim yang cocok. Pengembangan produk olahan singkong
akan mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, singkong ternyata dapat dikembangkan
sebagai bahan tepung yang dapat dimodifikasi yang memiliki karakteristik mirip
terigu yaitu putih, lembut, dan tidak berbau apek. Tepung singkong modifikasi
tersebut dikenal dengan nama Mocaf (modified cassava flour).
Alur
proses produksi pembuatan tepung mocaf (modified cassava flour) adalah sebagai
berikut:
- Sortasi Dan Penimbangan.
Sebelum
singkong diproses, disortasi terlebih dahulu untuk memisahkan singkong yang
rusak dan tidak memenuhi standar mutu, kemudian setelah itu dilakukan penimbangan.
- Pengupasan.
Pengupasan
kulit singkong dapat dengan menggunakan pisau. Kulit singkong ini ditampung
dengan menggunakan ember untuk diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis
misalnya dibuat menjadi produk ceriping kulit singkong atau pakan ternak.
Singkong yang telah dikupas sebaiknya ditampung dalam bak atau ember yang
berisi air sehingga tidak menyebabkan timbulnya warna kecoklatan dan sekaligus
menghilangkan asam sianida (HCN).
- Pencucian
Setelah
dikupas, kemudian singkong dicuci dengan menggunakan air bersih. Hindari
penggunaan air yang mengandung kaporit atau terkontaminasi bahan kimia.
Penggunaan air yang mengandung kaporit akan dapat menyebabkan pertumbuhan
bakteri fermentasi terhambat.
- Slicing / chiping (pemotongan).
Singkong
yang telah dicuci bersih kemudian dipotong-potong tipis-tipis berbentu chip
berukuran kurang lebih 0.2- 0.3 cm. Pemotongan bisa secara manual dengan
menggunakan pisau atau dengan menggunakan mesin slicing.
- Fermentasi / Perendaman.
Proses
fermenasi chips singkong dilakukan dengan menggunakan drum plastik yang diisi
air kemudian dilarutkan starter bio-mocaf. Perendaman chip singkong diupayakan
sedemikian hingga seluruh chip singkong tertutup air.
- Pencucian.
Setelah
proses fermentasi selesai kurang lebih 30 jam, kemudian dilakukan pencucian kembali
untuk menghilangkan sifat asam pada chips singkong hingga tidak berasa dan
tidak berbau. Kemudian tiriskan dengan menggunakan penjemuran terbuat dari
anyaman bambu/tampah, plat seng, atau terpal.
- Pengeringan / Penjemuran.
Pengeringan
bisa dilakukan dengan menggunakan energi matahari. Jika panas matahari normal
maka penjemuran dapat dilakukan minimal 3 hari. Penjemuran dengan menggunakan
energi matahari ini memerlukan lahan yang datar, luas, lapang dan tidak
terhalang oleh pepohonan. Jika kita menginginkan kapasitas besar dan tidak
bergantung pada pengeringan dengan energi
matahari, maka bisa dilakukan dengan mesin pengering yang kapasitas lebih cepat
dan besar.
- Penepungan.
Setelah
chips singkong betul-betul kering hingga mencapai kadar air maksimal 13%, selanjutnya
dapat dilakukan proses penggilinan dengan menggunakan mesin penepung.
- Pengayakan
Pengayakan
dilakukan untuk mengasilkan tepung mocaf yang lembut. Pengayakan dapat
dilakukan secara manual menggunakan saringan atau dengan menggunakan mesin
sehingga kapasitasnya lebih besar dan waktu yang digunakan lebih singkat dengan
mesh 80-100.
- Pengemasan.
Setelah
menjadi produk tepung kemudian dikemasi sesuai ukuran yang kita kehendaki. Jenis
kemasan sesuai dengan tujuan pasar, kemasan plastik umumnya digunakan untuk
produk eceran, sedangkan kemasan krung umumnya pemasaran ke industri atau
pedagang besar.
0 komentar:
Posting Komentar