Indonesia adalah
salah satu negeri pengimpor terigu terbesar di dunia. Seiring dengan
berkembangnya industri makanan berbasis tepung di Indonesia, permintaan terigu
selalu meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, masyarakat Indonesia juga
sudah terbiasa menggunakan tepung terigu untuk aneka olahan produk makanan,
sehingga turut memberikan andil yang signifikan terhadap naiknya permintaan komoditas
terigu. Tingginya permintaan komoditas terigu baik nasional maupun
internasional membuat harga terigu seringkali fluktuasi dan masih tinggi dirasa
khususnya bagi kalangan industri. Indonesia memang bukan produsen
gandum/terigu, sehingga akan selalu mengalami ketergantungan dengan terigu
impor. Ketergantungan semacam ini, suatu saat akan berdampak lebih parah apabila
produksi gandum dunia mengalami penurunan drastis yang dapat mengakibatkan
industri makanan berbasis tepung mengalalami gulung tikar.
Kondisi yang
demikian penting sekali dicarikan solusi, khususnya pemerintah untuk memberikan
dukungan yang kuat bagi pengembangan produk alternatif tepung terigu. Indonesia
memiliki beragam komoditas umbi-umbian yang dapat diolah menjadi tepung seperti
ubi jalar, ubi kayu, gadung, talas, dan lain-lain yang memiliki kandungan gizi
tinggi dan produksinya juga tinggi. Kita perlu mempopulerkan aneka produk
pangan lokal berbasis umbi-umbian produksi Indonesia sehingga dapat menggeser
konsumsi terigu oleh masyarakat atau industri. Kualitas tepung asal umbi-umbian
juga tidak kalah dengan produk tepung terigu. Tepung mocaf yang merupakan
tepung singkong modifikasi dengan perlakuan fermentasi memiliki kualitas cukup
baik untuk mengganti terigu 30-100 %. Karakteristik tepung mocaf yang putih,
lembut, tidak berbau singkong, sehingga dapat digunakan untuk menyubstitusi
produk olahan makanan berbasis tepung tanpa mengurangi performansi produk.
Penggunakan tepung mocaf dapat disesuaikan jenis produknya, untuk jenis produk
basah dapat menyubstitusi 30-60%, sedang produk kering bisa 70 -100 %.
Saat ini tepung
mocaf sudah mulai popular di Indonesia. Para pengusaha sudah mulai melirik
bisnis tepung mocaf. Industri tepung mocaf sudah mulai berkembang cukup pesat
di Jawa dan Sumatera. Menggeliatnya industri tepung mocaf, telah memacu
meningkatnya produksi singkong nasional. Para petani mulai bergairah menanam
aneka jenis singkong. Rendahnya minat petani untuk menanam singkong, umumnya
disebabkan oleh kesulitan pasar, hal ini menyebabkan para petani lebih suka
menanam tananam yang lain atau membiarkan tanahnya kosong tidak termanfaatkan.
Beberapa jenis singkong yang mulai banyak dibudidayakan adalah jenis singkong
dengan tingkat produksi tinggi dan kualitasnya cukup baik yaitu singkong Gajah,
Meni, Kasesat, Thailand, Darul hidayah, dan lain-lain.
Harga singkong
masih sangat variatif di Indonesia, dan masih termasuk tinggi berkisar Rp. 800
– Rp.1000 per Kg di tingkat petani. Hal ini menjadi komponen biaya yang cukup
signifikan dalam pengembangan tepung mocaf. Sedangkan tingkat rendemen singkong
berkisar 25 -28 %, dengan kata lain dari 100 Kg singkong diperoleh tepung mocaf
kurang lebih 25 - 28 Kg. Sedangkan harga tepung mocaf dipasaran masih berkisar
Rp.5500 – Rp.6000. Jika dikerjakan dalam kapasitas besar tentu labanya lumayan,
namun jika dikerjakan dalam skala home industri labanya sangat tipis. Industri
mocaf skala besar masih terkendala masalah kapasitas bahan baku secara continue
dan stabil baik harga dan kuantitas. Selain itu standarisasi tepung mocaf juga
seringkali tidak diperhatikan oleh produsen sehingga kualitasnya tidak seragam.
Berkembangnya
industri tepung berbasis singkong di Indonesia, tentunya merupakan hal yang
menggemberikan. Namun, industri tepung mocaf masih harus menghadapi kendala dan
tantangan yang cukup berat diantaranya adalah; 1). Kendala ketersediaan bahan
baku singkong/ubi kayu seiring dengan berkembangnya industri lain berbasis
singkong seperti bioetanol, gula cair, tapioka, industri makanan, dan
lain-lain; 2). Persaingan yang cukup ketat dengan terigu yang masih
mendominasi; 3). Masyarakat yang masih fanatik dengan produk terigu; 3). Belum
adanya dukungan pemerintah untuk melakukan kuota terigu impor dan bantuan
investasi kepada UKM; 4). Mulainya produsen mocaf di negara lain yang akan
menjadi pesaing bagi produsen mocaf Indonesia; 5). Kurangnya pengetahuan
produsen mocaf tentang mengolah limbah cair industri mocaf; 6). Akses pasar
yang masih terbatas.
Beberapa kendala
tersebut harus mendapatkan solusi, jika kita ingin mengembangkan industri
tepung mocaf. Dukungan pemerintah sangat
diperlukan khususnya membendung kemungkinan munculnya negara-negara produsen
tepung mocaf yang akan menjadi pesaing bagi produsen tepung mocaf nasional. Pembatasan
terigu impor, akan dapat membantu meningkatkan harga tepung mocaf, sehingga
menjadi daya tarik bisnis tepung mocaf di dalam negeri. Kunci keberhasilan
dalam menghadapi persaingan tepung mocaf adalah dengan meningkatan produksi
bahan baku singkong dengan kualitas yang baik, dan harga murah berkisar Rp.400
– Rp.600.Selain itu, pentingnya pemanfaatan limbah kulit singkong dan limbah
cair menjadi produk sampingan yang bernilai ekonomis.
Mitra Bisnis UKM
085741862879
Jual Tepung Mocaf Dan Formula Pembuatan Tepung Mocaf
0 komentar:
Posting Komentar