Kotoran
sapi dapat dibuat menjadi beberapa jenis kompos yaitu curah, blok, granula dan
bokhasi. Kompos sebagai pupuk organik yang berbahan kotoran sapi mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan pupuk anorganik. Selain itu, kompos juga
mempunyai prospek dan peluang yang besar untuk dipasarkan secara lebih meluas
untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. Penyediaan kompos
organik yang berkelanjutan dan praktis dapat mempermudah petani untuk memanfaatkannya
sebagai penyubur tanah.
Kompos
merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang
telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini sisa tanaman dan
kotoran hewan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk
buatan. Kompos yang baik adalah yang sudah cukup mengalami pelapukan dan
dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak
berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang. Proses pembuatan dan pemanfaatan
kompos dirasa masih perlu ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan secara lebih
efektif, menambah pendapatan peternak dan mengatasi pencemaran lingkungan.
Proses
pengomposan adalah proses menurunkan C/N bahan organik hingga sama dengan C/N
tanah ( 20). Selama proses pengomposan, terjadi perubahan-perubahan unsur kimia
yaitu : 1) karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO2 dan
H2O; 2) penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman.
Kompos merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan
memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia) pada
tanah secara berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah dalam jangka
waktu lama. Mengingat pentingnya pupuk kompos dalam memperbaiki struktur tanah
dan melambungnya harga pupuk buatan maka perlu disusun buku petunjuk teknis
pembuatan kompos organik berbahan kotoran sapi untuk memudahkan petani dalam
memanfaatkan kotoran sapi, sekaligus memproduksi pupuk organik yang akhirnya akan
menambah pendapatan.
Manfaat
kompos organik diantaranya adalah 1) memperbaiki struktur tanah berlempung
sehingga menjadi ringan; 2) memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah
tidak berderai; 3) menambah daya ikat tanah terhadap air dan unsur-unsur hara
tanah; 4) memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah; 5) mengandung unsur
hara yang lengkap (jumlah tersebut tergantung dari bahan pembuat pupuk
organik); 6) membantu proses pelapukan bahan mineral; 7) memberi ketersediaan
bahan makanan bagi mikroba; 8) menurunkan aktivitas mikroorganisme yang
merugikan. Pengolahan kotoran sapi yang mempunyai kandungan N, P dan K yang
tinggi sebagai pupuk kompos dapat mensuplai unsur hara yang dibutuhkan tanah
dan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik, sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi semakin optimal.
Pembuatan
kompos diawali dengan pengumpulan kotoran sapi dengan cara pemanenan dari
kandang. Sebelum diproses menjadi pupuk kompos, kotoran sapi ditampung dalam
tempat yang disediakan khusus yang letaknya agak berjauhan dengan tempat
penyimpanan pakan dan kandang, selanjutnya jika mencapai jumlah yang dibutuhkan
dapat diproses menjadi kompos dalam bentuk curah, blok, granula dan bokhasi. Kotoran
yang dipanen dari kandang diangin-anginkan di tempat teduh selama 2 bulan di
musim hujan atau 1 bulan di musim kemarau, kotoran dihancurkan dan diayak
dengan ukuran lubang 0,5 x 0,5 cm. Kemudian ditambahkan tanah humus, kapur,
diaduk, setelah rata di ayak, ditambahkan bahan aktifator. Bahan aktifator
pembuatan kompos dapat diperoleh di toko-toko pertanian. Dapat pula dengan
menambahkan bahan-bahan organik lainnya seperti kotoran ayam, sekam, bekatul,
dan lain-lain.
Setelah
proses pencampuran dan pengadukan bahan-bahan kompos, maka bahan kompos
tersebut kemudian ditutup dengan menggunakan plastik atau dengan menggunakan
terpal kurang lebih satu minggu-sebulan. Agar proses fermentasi dapat
berlangsung dengan baik, maka diusahakan tempat untuk proses fermentasi
tersebut terlindung dari hujan dan terik panas yang berlebihan.
Setelah
proses fermentasi cukup, maka bahan kompos tersebut kemudian diayak untuk
menghilangkan bahan-bahan kasar. Setelah diayak kemudian digiling dengan
menggunakan mesin penggiling hingga dihasilkan pupuk kompos yang halus. Setelah
itu, pupuk kompos dikemas dengan menggunakan karung dengan ukuran 20 Kg.
0 komentar:
Posting Komentar